Pemkab Bojonegoro Selenggarakan Dialog Kebangsaan di Unigoro, Dorong Pemberdayaan UMKM bagi Eks Napiter
RuangLingkar.c.om – Dialog Kebangsaan digelar di aula Universitas Bojonegoro (Unigoro) pada Kamis, 9 Januari 2025, dengan tema “Membangun Kesadaran Moderasi Beragama Melalui Pencegahan Intoleransi, Radikalisme dan Terorisme dengan Memberdayakan UMKM Untuk Menguatkan Ekonomi Mandiri Bagi Eks Napi Teroris.”
Kegiatan ini merupakan hasil kerja sama antara Pemkab Bojonegoro, Yayasan Unigoro, Densus 88, dan Paguyuban Karimon (Karya Inspirasi Harmoni) yang terdiri dari eks napi teroris (napiter) dan pihak terkait lainnya. Dialog ini diikuti oleh sekitar 300 peserta dan menghadirkan lima narasumber:
– Rida Hesti Ratnasari dari Pusdiklat Baznas RI dan penyintas HTI,
– Kompol Dani Teguh Wibowo dari Densus 88 Anti Teror Jawa Timur,
– Ust. Ashari Dipo Kusumo, eks Jamaah Islamiyah Combatan Moro-Filipina & Suriah,
– Bakhru Thohir, dosen Universitas Bojonegoro,
– Moh. Zaenal, Plt Kasubag TU Kemenag Bojonegoro dan ketua Pokja Moderasi Beragama Bojonegoro.
Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Bojonegoro, Mahmudi, mewakili Pj Bupati Bojonegoro, Adriyanto, menyampaikan bahwa kegiatan ini sesuai dengan bidang kerja Bakesbangpol dan mendapat dukungan penuh. “Terkait pemberdayaan UMKM bagi eks napi teroris, Bakesbangpol juga telah berkoordinasi dengan beberapa dinas terkait. Harapannya ini bisa dikawal untuk bersinergi dengan seluruh OPD terkait,” jelasnya.
Mahmudi juga berpesan agar masyarakat tidak takut dengan eks narapidana teroris, karena mereka sudah mencintai NKRI dan mengikuti berbagai kegiatan bersama Bakesbangpol. “Kita tidak boleh takut kepada para napiter, sebab mereka sudah cinta NKRI,” tandasnya.
Kompol Dani Teguh Wibowo dari Densus 88 AT Jawa Timur menjelaskan bahwa terorisme adalah tindakan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan secara sengaja, sistematis, dan terencana untuk menimbulkan rasa takut atau teror. Tindakan ini dapat menimbulkan korban massal, kerusakan, atau kehancuran pada objek vital, lingkungan hidup, fasilitas publik, dan fasilitas internasional. “Dasar dari terorisme adalah intoleransi, dan tindakannya tidak hanya direncanakan dalam sehari atau dua hari,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa terorisme mirip dengan kejahatan lainnya, di mana organisasi dapat berubah dan pikiran orang dalam organisasi tersebut dapat berkembang. Media sosial juga menjadi sarana penyebaran paham radikal, sehingga semua kalangan di Indonesia berpotensi terpapar paham tersebut tergantung bagaimana menyikapinya.
Jika ada hal lain yang ingin Anda ketahui atau diskusikan, saya siap membantu! 😊
Ketua Yayasan Unigoro, Arif Januarso, menyampaikan bahwa kampus Unigoro menjadi tempat para akademisi untuk memberikan peluang dalam mencegah generasi muda masuk dalam jaringan teroris. Selain narkoba, tindakan terorisme juga dapat merusak negara. “Bahkan setiap penerimaan mahasiswa baru, kami melakukan pemahaman terkait narkoba, Alhamdulillah hari ini ada dialog kebangsaan ini,” ungkapnya.
Arif Budi Setiawan, selaku Ketua Panitia, mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukung kegiatan ini, yang merupakan kegiatan pertama kali di Bojonegoro dan telah mendapatkan rekomendasi dari Densus 88. Hal ini membuat banyak pihak membantu pelaksanaan acaranya.
Budi juga menjelaskan bahwa berdirinya Paguyuban Karimon berawal dari beberapa eks napiter asal Bojonegoro yang bebas pada tahun 2023. Masalah yang dihadapi eks napiter ini termasuk pembuktian kepada masyarakat dan rasa kepercayaan diri yang masih kurang, terutama dalam hal ekonomi.
“Dengan adanya paguyuban ini, diharapkan mereka dapat berkarya dan beradaptasi dengan masyarakat serta menjadi solusi atas permasalahan yang ada seperti masalah lingkungan, kesehatan, dan lain sebagainya,” pungkasnya.
Sumber :Â http://bojonegorokab.go.id